Bertobatlah, Sebab Kerajaan Allah Sudah Dekat! Menggenapkan Tujuh Elemen Pertobatan
Pada saat Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya, salah satu pemberitaan yang disampaikan adalah seruan untuk bertobat, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.
- Mengapa pada awal pelayanan-Nya, Tuhan Yesus menyerukan tentang pertobatan?
- Mengapa Tuhan Yesus tidak menyerukan tentang mengaku dosa?
- Apa perbedaan antara bertobat dan mengaku dosa?
- Apakah kaitannya antara kedua hal tersebut?
Mengaku dosa dan bertobat
Mengaku dosa
Bertobat
"Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan" (Kisah Para Rasul 26:17-18).
Untuk mencapai pertobatan yang sesuai kehendak Allah, dibutuhkan parameter agar dapat terukur dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan pertobatan yang sempurna.
Dalam proses pertobatan, selain usaha dari dalam diri sendiri, Allah juga mengutus para pelayan Tuhan, yaitu manusia yang terlebih dahulu bertobat dan yang bertumbuh dalam karakter ilahi, yang dipandang layak oleh Allah untuk membimbing, menuntun, dan melayani pendamaian dosa dengan kuasa yang menyertainya.
"Sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya" (II Timotius 2:24-26).
Tujuh elemen pertobatan
Pertobatan memerlukan proses yang harus ditempuh tahap demi tahap untuk mencapai pertobatan yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah.
1. Kesadaran
2. Mengaku dosa
3. Tidak berbuat dosa
"Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang" (Yohanes 8:11).
4. Mati terhadap dosa dan tidak dapat berdosa lagi
"Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa" (Roma 6:6-7).
5. Menjaga kekudusan
"Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan" (Roma 6:19).
"Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (I Petrus 1:13-16).
6. Mengambil kodrat ilahi, berakhlak sorgawi
"Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia" (II Petrus 1:3-4).
Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang luhur, semua yang agung, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, iman, pengharapan, rasa syukur, akal budi, berpikir positif, pengetahuan, hikmat, kebijaksanaan, kesucian, kesalehan, kemurnian hati, keikhlasan, kesabaran, ketabahan, kemurahan, kejujuran, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, kerendahan hati, kesopanan, ketaatan, ketekunan, tahan uji, amanah, empati, rasa hormat, rasa menghargai, cinta kasih, penguasaan diri, pendamai, peramah, pengayom, penurut, peduli, penuh belas kasih, penyayang, pemaaf, tidak menyimpan kesalahan orang lain, penuh sukacita, pembawa damai sejahtera, hati yang menghamba, hati yang melayani, tunduk kepada hukum dan konstitusi, tertib, tegas, tanggung jawab, teladan, tak bercela, tak bernoda, tak beraib, dan menjadi terang yang menyala di dunia.
7. Menghasilkan buah-buah pertobatan berupa karya ilahi bagi Allah
"Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia" (II Timotius 2:21).
Implementasi pertobatan
Jika manusia menyadari bahwa selama ini dirinya belum mencapai tahap bertobat, dan belum mulai memproses dirinya, kini dapat memulai pertobatannya dan mengembalikan dirinya kepada tujuan atas penciptaannya, dan mulai melangkah memproses dirinya menuju kesempurnaan bagi kemuliaan Allah.Injil Kerajaan Allah menyediakan berbagai fasilitas penebusan dosa dan pengampunan dari segala dosa dan penyucian dari segala yang jahat, agar manusia dapat dikembalikan sesuai tujuan atas penciptaannya. Amin.
Rujukan
Ayat-ayat rujukan yang dipergunakan di dalam situs Injil Kerajaan Allah berasal dari Alkitab Terjemahan Baru © Lembaga Alkitab Indonesia 1974, Lembaga Biblika Indonesia, Alkitab Sabda, dan sumber lain yang terkait.
Disclaimer
Semua yang dimuat di dalam situs Injil Kerajaan Allah bukanlah suatu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, jika dikemudian hari hadir hal-hal baru akan dilakukan pembaharuan maupun koreksi sesuai waktu dan zaman.
Formulir Kontak
Terima kasih kepada Saudara sekalian yang telah menghubungi kami melalui Formulir Kontak, kami akan mengusahakan untuk segera membalasnya. Terima kasih.